cerita sebelumnya, Mulan menuduh Tuminah yang mengirim kan surat kontak jodoh dan memakai identitas Mulan.
“Iya, Karmin. Tuminahlah yang menulis surat untukmu memakai namaku. Sebenarnya, sudah lama dia menyukaimu.” Karang Mulan.
“Apa benar begitu, Tum?” Karmin bertanya pada Tuminah.
Karena Tuminah kaget dan otaknya agak lemot. Tuminah pun meng-iya-kan pertanyaan Karmin. Tanpa mengerti topic pembicaraan yang Mulan dan Karmin maksud.
Hati Karmin sedikit terobati. Wajahnya mulai sumringah kembali. Dan Mulan, dia akhirnya merasa lega. Dapat terhindar dari Karmin.
Mulan pun meninggalkan Karmin dan Tuminah di tepi pantai berduaan. Mulan pulang dengan hati kecewa karena Alexander tidak menerima suratnya.
Sesampainya di rumah, Mulan menceritakan semua kejadian hari itu kepada ibunya. Ibunya hanya memberi nasihat :
“Mulan anakku, kamu itu terlalu ambisius, Nak. Alexander itu anak orang kaya. Kalaupun dia juga menyukaimu. Itu akan mempersuram statusiasi keluarga mereka. Ibu takut terjadi kudeta pada konspirasi kemakmuran keluarga kita.”
Mulan sepertinya tidak mendengarkan nasihat ibunya itu. Di dalam kepalanya, dia hanya memikirkan bagaimana cara agar Alexander menjadi miliknya.
“Ibu, aku ingin pergi ke pulau seberang, Bu. Apakah Ibu mengizinkan aku?” Tanya mulan tiba-tiba.
“untuk apa, Mulan?”
“Aku ingin menemui Alexander, Bu. Aku yakin, saat dia melihatku, dia akan terpesona pada kecantikanku” Mulan sangat percaya diri.
“Tapi Mulan.. laki-laki yang menyukaimu banyak, pilihlah satu di antara mereka.”
“Tidak, Bu. Aku ingin Alexander.”
Akhirnya ibu nya pun mengizinkan Mulan untuk pergi ke pulau seberang. Karena Ibunya tau, Mulan anaknya keras kepala. Jika dia ingin sesuatu. Dia harus mendapatkannya.
Besoknya, Mulan pergi ke pulau seberang. Dengan berat hati, sang ibu membiarkan Mulan pergi. Sebernanya ibunya takut sejarah terulang kembali. Saat dia mengizinkan Malin kakak Mulan merantau dan kembali menjadi seorang anak durhaka. Tetapi dia percaya Mulan tidak akan seperti kakaknya.
Begitu sampai di pulau seberang, dia langsung berkeliling mencari rumah Alexander. Mulan berhenti di suatu rumah yang sedang mengadakan acara pernikahan. Dia melihat Karmin. Dan menghampiri Karmin.
“Mulan, sedang apa kamu disini? Kamu di undang?” Tanya Karmin
“Karmin, pernikahan siapa ini?” Balik bertanya pada Karmin
“ini pernikahan …..”
Belum sempat Karmin membereskan perkataannya. Pengantin pun keluar. Dan Mulan begitu kaget, shock, kecewa, sakit hati, campur aduk. Ketika melihat bahwa yang sedang melangsungkan acara pernikahan adalah Alexander dan………. Tuminah. *kok bias sama tuminah? Gue juga gak tau. Judulnya juga #ceritaNGACO*
Dia meneteskan air mata. Dia menangis dan lari dari tempat itu. Dan hujan pun turun. Mulan masih terus berlari di tengah hujan. Dia kembali ke perahu yang dia tumpangi saat menuju pulau itu.
Suasana sedang hujan Deras. Mulan menangis dengan keras. Lalu disamping perahunya, dia melihat Desi Ratnasari yang naik perahu juga sambil bernyanyi Lagu yang berjudul Tenda Biru.
Tak sengaja lewat depan rumahmu
Ku melihat ada tenda biru
Dihiasi indahnya janur kuning
Hati bertanya pernikahan siapa
Tak percaya tapi ini terjadi
Kau bersanding duduk di pelaminan
Airmata jatuh tak tertahankan
Kau khianati cinta suci ini
Tanpa undangan , Diriku kau lupakan
Tanpa utusan … Diriku kau tinggalkan
Tanpa bicara … Kau buat ku kecewa
Tanpa berdosa … Kau buatku merana
Ku tak percaya … Dirimu tega
Nodai cinta … Khianati cinta
Hujan pun reda. Tapi langit masih mendung. Mulan sampai di pulau cinta. Rumahnya. Bagaimana dengan Desi Ratnasari? Ah, Mulan tidak sempat memikirkannya.
Dia bergegas pulang ke rumahnya. Menemui ibunya. Ibunya kaget melihat Mulan pulang sambil menangis. Dan Mulan menceritakan semua kejadian yang di alami termasuk kejadian bertemu Desi Ratnasari.
“Ibu, aku ingin mati saja ibu…” Ucap Mulan
“kenapa nak? Ibu kan sudah bilang kalau….”
Mulan lalu pergi ke pantai tanpa mendengarkan ibunya. Ibunya pun mengejar Mulan. Mulan berjalan hingga ke tepian laut hingga hanya kepalanya yang terlihat. Barulah, ibunya tau kalau Mulan berniat bunuh diri.
“Mulan anakku. Dari pada aku melihatmu mati bunuh diri karena seorang lelaki. Lebih baik aku yang mengutukmu jadi batu”
Karena ucapan ibunya itu, langit menjadi gelap. Petir pun saling bersahutan. Langit bergemuruh. Hujan pun turun sangat deras. Situasi itu persis seperti saat dulu ibunya mengutuk Malin Kundang.
Lalu dari kejauhan dia mendengar Mulan berteriak.
“Ibu… jangan kutuk aku ibu.. aku bukan ingin bunuh diri ibu.. aku ingin menyusul Desi Ratnasari bu… tadi aku belum sempat meminta tanda tangannya..”
Tapi terlambat, kini Mulan Kundang sudah berubah menjadi batu seperti kakaknya, Malin Kundang.
Ibunya sangat menyesal dan mengutuk dirinya sendiri.
“jika anak-anakku dan suamiku berubah menjadi batu gara-gara ucapanku. Maka aku juga ingin menjadi batu. Agar kami menjadi keluarga batu yang sakinah, mawaddah dan warahmah. KUTUK AKUUUUU !!!!!”
Sang ibu pun berubah menjadi batu.
Setelah itu langit pun menjadi cerah kembali. Kini di tepi pantai itu telah tergeletak 2 Batu berbentuk manusia. Itu Batu Mulan Kundang dan Ibunya.
-TAMAT-
Tambahan : Dulu, ayah dari Mulan dan Malin Kundang adalah seorang saudagar kaya raya. Tetapi dia selingkuh dan ingin berpoligami. Ibu Mulan dan Malin Kundang tidak mengizinkannya. Tetapi suaminya tetap ngotot ingin menikah lagi. Akhirnya ibu Mulan dan Malin Kundang pun mengutuk suaminya menjadi batu. Setelah suaminya menjadi batu, keluarganya pun jatuh miskin.
Tuh, makannya, jangan suka mengutuk-ngutuk orang, menghakimi orang. Nanti Jadi kebiasaan. Dan Siapa juga yang rugi? Ya, diri kita sendiri lah pastinya.
Cerita ini hanya fiktif belaka. Tidak mungkin ada kesamaan tokoh (kecuali Malin Kundang), tempat maupun cerita. Karena ini benar-benar ngarang dan NGACO. Dan apabila ada ke-tidak-nyambun-an dan ke-tidak-jelas-an dan ke-ambigu-an. Biarin. Suka-suka Gue :p
TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA :)
“Iya, Karmin. Tuminahlah yang menulis surat untukmu memakai namaku. Sebenarnya, sudah lama dia menyukaimu.” Karang Mulan.
“Apa benar begitu, Tum?” Karmin bertanya pada Tuminah.
Karena Tuminah kaget dan otaknya agak lemot. Tuminah pun meng-iya-kan pertanyaan Karmin. Tanpa mengerti topic pembicaraan yang Mulan dan Karmin maksud.
Hati Karmin sedikit terobati. Wajahnya mulai sumringah kembali. Dan Mulan, dia akhirnya merasa lega. Dapat terhindar dari Karmin.
Mulan pun meninggalkan Karmin dan Tuminah di tepi pantai berduaan. Mulan pulang dengan hati kecewa karena Alexander tidak menerima suratnya.
Sesampainya di rumah, Mulan menceritakan semua kejadian hari itu kepada ibunya. Ibunya hanya memberi nasihat :
“Mulan anakku, kamu itu terlalu ambisius, Nak. Alexander itu anak orang kaya. Kalaupun dia juga menyukaimu. Itu akan mempersuram statusiasi keluarga mereka. Ibu takut terjadi kudeta pada konspirasi kemakmuran keluarga kita.”
Mulan sepertinya tidak mendengarkan nasihat ibunya itu. Di dalam kepalanya, dia hanya memikirkan bagaimana cara agar Alexander menjadi miliknya.
“Ibu, aku ingin pergi ke pulau seberang, Bu. Apakah Ibu mengizinkan aku?” Tanya mulan tiba-tiba.
“untuk apa, Mulan?”
“Aku ingin menemui Alexander, Bu. Aku yakin, saat dia melihatku, dia akan terpesona pada kecantikanku” Mulan sangat percaya diri.
“Tapi Mulan.. laki-laki yang menyukaimu banyak, pilihlah satu di antara mereka.”
“Tidak, Bu. Aku ingin Alexander.”
Akhirnya ibu nya pun mengizinkan Mulan untuk pergi ke pulau seberang. Karena Ibunya tau, Mulan anaknya keras kepala. Jika dia ingin sesuatu. Dia harus mendapatkannya.
Besoknya, Mulan pergi ke pulau seberang. Dengan berat hati, sang ibu membiarkan Mulan pergi. Sebernanya ibunya takut sejarah terulang kembali. Saat dia mengizinkan Malin kakak Mulan merantau dan kembali menjadi seorang anak durhaka. Tetapi dia percaya Mulan tidak akan seperti kakaknya.
Begitu sampai di pulau seberang, dia langsung berkeliling mencari rumah Alexander. Mulan berhenti di suatu rumah yang sedang mengadakan acara pernikahan. Dia melihat Karmin. Dan menghampiri Karmin.
“Mulan, sedang apa kamu disini? Kamu di undang?” Tanya Karmin
“Karmin, pernikahan siapa ini?” Balik bertanya pada Karmin
“ini pernikahan …..”
Belum sempat Karmin membereskan perkataannya. Pengantin pun keluar. Dan Mulan begitu kaget, shock, kecewa, sakit hati, campur aduk. Ketika melihat bahwa yang sedang melangsungkan acara pernikahan adalah Alexander dan………. Tuminah. *kok bias sama tuminah? Gue juga gak tau. Judulnya juga #ceritaNGACO*
Dia meneteskan air mata. Dia menangis dan lari dari tempat itu. Dan hujan pun turun. Mulan masih terus berlari di tengah hujan. Dia kembali ke perahu yang dia tumpangi saat menuju pulau itu.
Suasana sedang hujan Deras. Mulan menangis dengan keras. Lalu disamping perahunya, dia melihat Desi Ratnasari yang naik perahu juga sambil bernyanyi Lagu yang berjudul Tenda Biru.
Tak sengaja lewat depan rumahmu
Ku melihat ada tenda biru
Dihiasi indahnya janur kuning
Hati bertanya pernikahan siapa
Tak percaya tapi ini terjadi
Kau bersanding duduk di pelaminan
Airmata jatuh tak tertahankan
Kau khianati cinta suci ini
Tanpa undangan , Diriku kau lupakan
Tanpa utusan … Diriku kau tinggalkan
Tanpa bicara … Kau buat ku kecewa
Tanpa berdosa … Kau buatku merana
Ku tak percaya … Dirimu tega
Nodai cinta … Khianati cinta
Hujan pun reda. Tapi langit masih mendung. Mulan sampai di pulau cinta. Rumahnya. Bagaimana dengan Desi Ratnasari? Ah, Mulan tidak sempat memikirkannya.
Dia bergegas pulang ke rumahnya. Menemui ibunya. Ibunya kaget melihat Mulan pulang sambil menangis. Dan Mulan menceritakan semua kejadian yang di alami termasuk kejadian bertemu Desi Ratnasari.
“Ibu, aku ingin mati saja ibu…” Ucap Mulan
“kenapa nak? Ibu kan sudah bilang kalau….”
Mulan lalu pergi ke pantai tanpa mendengarkan ibunya. Ibunya pun mengejar Mulan. Mulan berjalan hingga ke tepian laut hingga hanya kepalanya yang terlihat. Barulah, ibunya tau kalau Mulan berniat bunuh diri.
“Mulan anakku. Dari pada aku melihatmu mati bunuh diri karena seorang lelaki. Lebih baik aku yang mengutukmu jadi batu”
Karena ucapan ibunya itu, langit menjadi gelap. Petir pun saling bersahutan. Langit bergemuruh. Hujan pun turun sangat deras. Situasi itu persis seperti saat dulu ibunya mengutuk Malin Kundang.
Lalu dari kejauhan dia mendengar Mulan berteriak.
“Ibu… jangan kutuk aku ibu.. aku bukan ingin bunuh diri ibu.. aku ingin menyusul Desi Ratnasari bu… tadi aku belum sempat meminta tanda tangannya..”
Tapi terlambat, kini Mulan Kundang sudah berubah menjadi batu seperti kakaknya, Malin Kundang.
Ibunya sangat menyesal dan mengutuk dirinya sendiri.
“jika anak-anakku dan suamiku berubah menjadi batu gara-gara ucapanku. Maka aku juga ingin menjadi batu. Agar kami menjadi keluarga batu yang sakinah, mawaddah dan warahmah. KUTUK AKUUUUU !!!!!”
Sang ibu pun berubah menjadi batu.
Setelah itu langit pun menjadi cerah kembali. Kini di tepi pantai itu telah tergeletak 2 Batu berbentuk manusia. Itu Batu Mulan Kundang dan Ibunya.
-TAMAT-
Tambahan : Dulu, ayah dari Mulan dan Malin Kundang adalah seorang saudagar kaya raya. Tetapi dia selingkuh dan ingin berpoligami. Ibu Mulan dan Malin Kundang tidak mengizinkannya. Tetapi suaminya tetap ngotot ingin menikah lagi. Akhirnya ibu Mulan dan Malin Kundang pun mengutuk suaminya menjadi batu. Setelah suaminya menjadi batu, keluarganya pun jatuh miskin.
Tuh, makannya, jangan suka mengutuk-ngutuk orang, menghakimi orang. Nanti Jadi kebiasaan. Dan Siapa juga yang rugi? Ya, diri kita sendiri lah pastinya.
Cerita ini hanya fiktif belaka. Tidak mungkin ada kesamaan tokoh (kecuali Malin Kundang), tempat maupun cerita. Karena ini benar-benar ngarang dan NGACO. Dan apabila ada ke-tidak-nyambun-an dan ke-tidak-jelas-an dan ke-ambigu-an. Biarin. Suka-suka Gue :p
TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA :)
0 komentar:
Post a Comment